KAHMI Makassar Gelar Silaturahmi Kebangsaan Hadirkan Helmi Hasan dan Edy Mulyadi
MAKASSAR — Majelis Daerah (MD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Makassar menggelar Silaturahmi Kebangsaan bertepatan dengan peringatan hari lahir KAHMI ke-59, Rabu (17/9) di Pallubasa Hertasning, Makassar.
Acara ini menghadirkan dua tokoh nasional, yakni Gubernur Bengkulu H. Helmi Hasan, SE, dan wartawan senior Edy Mulyadi.
Kegiatan berlangsung hangat dengan dihadiri puluhan pengurus dan tokoh lintas kampus di Makassar.
Silaturahmi ini menjadi ruang bertukar gagasan seputar kondisi bangsa sekaligus memperkuat peran KAHMI dalam menjaga nilai kebangsaan.
Helmi Hasan, yang juga dikenal sebagai dedengkot KAHMI Bengkulu, menyampaikan refleksi kebangsaan dengan menyoroti peran umat Islam dalam kehidupan berbangsa. Menurutnya, salah satu akar persoalan bangsa adalah jauhnya umat dari masjid.
“Kita ini mungkin negara dengan jumlah masjid dan mushalla terbanyak di dunia. Tapi apa mau dikata, gunung kudaki, lautan kuseberangi, tapi masjid kulewati,” ungkap Helmi.
Ia menegaskan, Allah SWT telah menjanjikan keberkahan bagi siapa saja yang memakmurkan rumah-Nya. Karena itu, ia mengajak umat Islam untuk kembali meramaikan masjid demi hadirnya rahmat bagi bangsa dan negara.
Selain Helmi Hasan, Edy Mulyadi juga menyampaikan pandangannya terkait dinamika nasional terkini.
Wartawan senior itu menekankan pentingnya peran elemen masyarakat sipil, termasuk KAHMI, dalam mengawal arah perjalanan bangsa.
Ketua Umum MD KAHMI Makassar, Prof. Andi Pangerang Moenta, mengapresiasi kehadiran kedua tokoh tersebut.
Ia menilai momentum ini sebagai bentuk nyata dari komitmen KAHMI mempererat silaturahmi dan menghadirkan dialog kebangsaan yang mencerahkan.
“Alhamdulillah malam ini kita bisa bersilaturahmi dengan Pak Gubernur Helmi Hasan dan Bang Edy Mulyadi. Kehadiran mereka menjadi penyemangat bagi keluarga besar KAHMI Makassar,” kata Prof APM, sapaan akrabnya.
Silaturahmi kebangsaan ini menjadi penanda komitmen KAHMI Makassar untuk terus menghadirkan ruang diskusi yang konstruktif, sekaligus memperkokoh ikatan persaudaraan dalam bingkai kebangsaan. (*)